SELAMAT DATANG DI PORTAL BERITA BANDA NEIRA

Senin, 04 Juni 2018

PENCITRAAN CAWAGUB MALUKU 2018








STORE BANDA NEIRA - mengutip Berita SUARA ALIFURU Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya akan jatuh juga. Pepatah lawas ini, pantas disematkan kepada Anderias Rentanubun, Bupati Malra dua periode dan bakal calon Gubernur Maluku 2018-2023 yang berdampingan dengan Said Assagaff.
Bagimana tidak, bobrok dan amburadulnya manajemen kepemimpinan Rentanubun selama sepuluh tahun di Malra disinggung netizen melalui account FB pribadinya. Netizen dengan nama FB Notanubun Sam itu memosting sebuah poto yang disinyalir kuat adalah lokasi pembangunan pasar Langgur yang terbengkalai pembangunannya.
Postingan netizen tersebut, menjadi kritik sekaligus evaluasi bagi publik untuk melihat secara jernih jejak rekam kepemimpinan Anderias di Malra ditengah mahalnya pencitraan politik di Pilgub Maluku.
Postingan FB Notanubun Sam itu juga memuat pesan gambar (caption) “Antua mau lanjutkan 2 periode, di Maluku tenggara yg kantor bupati terbengkalai. Kantor bupati yang yg ditempati skr itu kantor dinas perikanan yg HERMAN KOEDOEBOEN bupati 2003-2008 bangun. Pandopo seng ada. Yang dia pake skr antua pu rmh pribadi lalu di kontrak pake Uang daerah untuk jd pandopo lalu dia yg tinggal akang, trus lanjutkan juga kantor2 yg blum bangun, di tambah dengan foto beroku pasar langgur 25 m yg terbengkalai,” tulis Notanubun Sam.

Bukan cuman itu, dana Abadi 72 Miliar yang ditinggalkan rezim lama, semasa memimpin Malra juga ‘raib’ tanpa pertanggung jawaban jelas. Pasalanya, dalam postingan account FB yang sama, Notanubun Sam, dana abadi yang sudah menjadi rahasia umum terus dikampanyekan ke publik.
“Dana ABADI 72 Miliar yg di tinggalkan oleh bupati malra periode 2003-2008 HERMAN ADRIAN KOEDOEBOEN, semestinya 10 Miliar dari dana itu adalah hak kabupaten Aru yg hrs di berikan. Tapi sdh 3 kali pemkab aru meminta hak tsb tdk pernah di berikan sampai saat ini. Ada apa yaa?” tulis Notanubun Sam dengan #Hak_masyarakat_kab_kep_aru_yang_dikeberi #Melawan_lupa
Notanubun Sam adalah loyalis tim pasangan HEBAT, apalagi dalam sejarah politik Malra, Anderias Rentanubun adalah ‘murid’ yang sengaja menikam Herman Koedoeboen dari ‘belakang’. Dedam kesumat dua figure ini, tak terhindar, bahkan sampai di arena pilkada Maluku.
Selain aib rumah dinas yang disewakan Anderias secara pribadi untuk kepentingan kedinasannya yang dibongkar, persoalan lainnya adalah masalah pembangunan pasar Langgur yang tidak kunjung selesai, alais mangkrak!.
Proyek pembangunan pasar Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara yang diduga ditangani pengusaha Robert Rentanubun (Suadara Andreas Rentanubun) dengan memakai bendera CV. Alfa Lima disinyalir merugikan negara ratusan juta rupiah.
R Rahayaan menjelaskan kepastian tersebut diperoleh berdasarkan hasil laporan audit investigasi yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Maluku pada tahun 2014 terhadap proyek milik Dinas Perindustrian Perdagangan Kabupaten Malra.
Selain, kerugian negara, proyek yang bersumber dari APBD Malra senilai Rp 1,623 Miliar tersebut pembangunannya juga disinyalir tak sesuai bestek.
“Hasil audit BPK Maluku terjadi kerugian negara sebesar 600 juta rupiah, cukup membuktikan bahwa kontraktor CV. Alfa Lima dan UD. Vilia Makmur hanya ingin mengejar untung saja dari pengerjaan proyek tersebut,” sesalnya.
Selain itu, Andreas juga dijagokan sebagai kepala daerah yang hobi membangun tempat-tempat karaoke di Kota Langgur Kabupaten Maluku Tenggara. Di tempat-tempat itu terdapat ratusan PSK asal Pulau Jawa, Sumatera, Kepulauan Riau, dan Sulawesi Tenggara. Hal inilah yang mengakibatkan masyarakat rentan terinfeksi HIV/AIDS.
Merujuk pda sata dari Dinas Kesehatan Malra, kasus pertama HIV/AIDS ditemukan tahun 1994. Dan pada kurun waktu 2017 terdata 614 kasus HIV/AIDS yang ditemukan di Maluku Tenggara. “Andreas Rentanubun gagal, pimpin Malra,” singkatnya. (003)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih
Telah mengunjungi Blog kami
Salam Banda Neira